Kamis, 10 Februari 2011

Pengembangan Desain Serat Daun Nanas... Part I

Manfaat serat alam di Indonesia telah banyak dikembangkan, mulai dari tekstil busana, pelengkap busana, berbagai bentuk kerajinan tangan, tekstil interior, hingga masuk ke dunia arsitektur, elektronik, dan otomotif. Karakter yang kuat, ringan, juga merupakan sumber daya alam yang melimpah dan relatif murah dibandingkan dengan serat sintetis. Beberapa jenis tanaman penghasil serat yang dapat digunakan untuk tekstil, antara  lain: rami, abaka, lidah mertua, eceng gondok, kenaf, dan daun nanas.

Daun nanas merupakan limbah perkebunan guna menghasilkan kualitas buah nanas yang baik. Limbah perkebunan ini telah banyak diolah sedemikian rupa untuk diambil seratnya yang kemudian oleh pengrajin di Pekalongan, Pemalang, Cirebon, Yogyakarta, hingga di Sumatera diolah lagi menjadi berbagai jenis kerajinan. Pasar serat daun nanas masih sangat besar, baik secara nasional maupun internasional. Hal ini diperkuat dari beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai keunggulan serat daun nanas sebagai material komposit untuk berbagai produk. Serat daun nanas sejak sekitar tahun 1980-an telah dibuat tekstil oleh seorang pengrajin di Pekalongan dengan teknik tenun. Dengan menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) dan kreatifitas yang tinggi serat daun nanas diolah menjadi produk eksekutif bahkan telah mendapatkan penghargaan Upakarti dari Presiden RI. 

Melihat perkembangan tekstil serat daun nanas sebagai produk fashion secara visual tidak mengalami perubahan yang signifikan. Perubahan yang terjadi hanya sebatas reka latar, disamping itu kenyamanan yang menjadi salah satu keluhan konsumen kerap menyelimuti tekstil ini. Hal ini dapat mengakibatkan kejenuhan masyarakat sebagai konsumen yang berakibat pada penurunan penjualan tekstil serat daun nanas di pasaran. Permasalahan yang muncul diperparah dengan banyaknya serat daun nanas tiruan yang beredar dipasaran dengan harga yang jauh lebih murah. Semestinya pengembangan produk fashion diperlukan tidak hanya pada reka latar saja, tetapi juga pada reka struktur.

Di Jawa Barat khususnya di Kabupaten Subang sebagai perkebunan nanas terbesar kedua di Indonesia mengalami krisis kreatifitas dalam pengolahan serat daun nanas. Disini pendekatan desain belum terlaksana dengan baik. Penelitian pengembangan yang telah dilakukan hanya sebatas perancangan dan pengembangan mesin dekortikator serta pengembangan pengolahan serat daun nanas sebagai material komposit. Hal tersebut tentu dapat memberikan peningkatan kesejahteraan pekerja masyarakat, namun kurang signifikan. Karena produktifitas pekerja sendiri masih sangat tergantung kepada permintaan dan belum mampu menembus pasar nasional bahkan internasional.

Dari permasalahan inilah saya akan melakukan penelitian yang menitik beratkan pada pengolahan serat daun nanas melalui reka struktur serta melakukan pengembangan desain produk fashion guna memberikan alternatif pengolahan untuk menghasilkan bentuk baru pertekstilan di Indonesia.
(bersambung ...)

By Rachmawaty, S.Pd
Penulis adalah mahasiswa Magister Desain ITB (2009-2011) yang sedang menyelesaikan tesisnya yang berjudul pengembangan desain dari serat daun nanas untuk produk fashion.
Silakan berikan komentar sebagai bahan perbaikan tulisan saya. Terima Kasih... ^_^

3 komentar:

  1. waw jdie pengen niech............. saya do'akan semoga sukses...........btw jngn lupain aq yach................................ok

    BalasHapus